PERKEMBANGAN SENI RUPA INDONESIA
A. Sifat –
Sifat Umum Seni Rupa Indonesia
1.
Bersifat
tradisional/statis
2.
Dengan
adanya kebudayaan agraris mengarah pada bentuk kesenian yang berpegang pada
suatu kaidah yang turun temurun
3.
Bersifat
Progresif
4.
Dengan
adanya kebudayaan maritim. Kesenian Indonesia sering dipengaruhi kebudayaan luar yang
kemudian di padukan dan dikembangkan sehingga menjadi milik bangsa Indonesia
sendiri
5.
Bersifat
Kebinekaan
6.
Indonesia
terdiri dari beberapa daerah dengan keadaan lingkungan dan alam yang berbeda,
sehingga melahirkan bentuk ungkapan seni yang beraneka ragam
7.
Bersifat
Seni Kerajinan
8.
Dengan
kekayaan alam Indonesia yang menghasilkan bermacam – macam bahan untuk membuat
kerajinan
9.
Bersifat Non
Realis
10. Dengan latar
belakang agama asli yang primitif berpengaruh pada ungkapan seni yang selalu
bersifat perlambangan / simbolisme
B.
Seni Rupa Prasejarah Indonesia
Jaman prasejarah (Prehistory) adalah jaman sebelum ditemukan sumber –
sumber atau dokumen – dokumen tertulis mengenai kehidupan manusia. Latar
belakang kebudayaannya berasal dari kebudayaan Indonesia yang disebarkan oleh
bangsa Melayu Tua dan Melayu Muda. Agama asli pada waktu itu animisme dan
dinamisme yang melahirkan bentuk kesenian sebagai media upacara (bersifat
simbolisme). Jaman
prasejarah Indonesia terbagi atas: Jaman Batu dan Jaman Logam.
1.
Seni Rupa Jaman Batu
Jaman batu
terbagi lagi menjadi: jaman batu tua (Palaeolithikum), jaman batu menengah
(Mesolithikum), Jaman batu muda (Neolithikum), kemudian berkembang kesenian
dari batu di jaman logam disebut jaman megalithikum (Batu Besar) Peninggalan
– peninggalannya yaitu:
a.
Seni
Bangunan
Manusia phaleolithikum belum meiliki tempat tinggal tetap, mereka hidup
mengembara (nomaden) dan berburu atau mengumpulkan makanan (food gathering)
tanda – tanda adanya karya seni rupa dimulai dari jaman Mesolithikum. Mereka
sudah memiliki tempat tinggal di goa – goa. Seperti goa yang ditemukan di di
Sulawesi Selatan dan Irian Jaya. Juga berupa rumah – rumah panggung di tepi
pantai, dengan bukti – bukti seperti yang ditemukan di pantai Sumatera Timur
berupa bukit – bukit kerang (Klokkenmodinger) sebagai sisa – sisa sampah dapur
para nelayan.
Kemudian
jaman Neolithikum, manusia sudah bisa bercocok tanah dan berternak (food
producting) serta bertempat tinggal tinggal di rumah – rumah kayu / bambu.
Pada jaman
megalithikum banyak menghasilkan bangunan – bangunan dari batu yang berukuran
besar untuk keperluan upacara agama, seperti punden, dolmen, sarkofaq, meja
batu dll.
b. Seni Patung
Seni patung berkembang pada jaman Neolithikum, berupa patung – patung nenek
moyang dan patung penolak bala, bergaya non realistis, terbuat dari kayu atau
batu. Kemudian jaman megalithikum banyak itemukan patung – patung berukuran
besar bergaya statis monumental dan dinamis piktural
c. Seni Lukis
Dari jaman Mesolithikum ditemukan lukisan – lukisan yang dibuat pada
dinding gua seperti lukisan goa di Sulawesi Selatan dan Pantai Selatan Irian
Jaya. Tujuan lukisan untuk keperluan magis dan ritual, seperti adegang
perburuan binatang lambang nenek moyang dan cap jari. Kemudian pada jaman
neolithikum dan megalithikum, lukisan diterapkan pada bangunan – bangunan dan
benda – benda kerajinan sebagai hiasan ornamentik (motif geometris atau motif
perlambang).
2.
Seni Rupa Jaman Logam
Jaman logam
di Indonesia dikenal sebagai jaman perunggu, Karena banyak ditemukan benda –
benda kerajinan dari bahan perunggu seperti ganderang, kapak, bejana, patung
dan perhiasan, karya seni tersebut dibuat dengan teknik mengecor (mencetak)
yang dikenal dengan 2 teknik mencetak:
1) Bivalve,
ialah teknik mengecor yang bisaa di ualng berulang,
2) Acire
Perdue, ialah teknim mengecor yang hany satu kali pakai (tidak bisa diulang)
C.
Seni Rupa Indonesia Hindu
Kebudayaan
Hindu berasal dari India yang menyebar di Indonesia sekitar abad pertama Masehi
melalui kegiatan perdagangan, agama dan politik. Pusat perkembangannya di Jawa,
Bali dan Sumatra yang kemudian bercampur (akulturasi) dengan kebudayaan asli
Indonesia (kebudayaan istana dan feodal). Prose akulturasi kebudayan India dan
Indonesia berlangsung secara bertahap dalam kurun waktu yang lama, yaitu dengan
proses:
a.
Proses
peniruan (imitasi)
b.
Proses
Penyesuaian (adaptasi)
c.
Proses
Penguasaan (kreasi)
Ciri – Ciri
Seni rupa Indonesia Hindu
a.
Bersifat
Peodal, yaitu kesenian berpusat di istana sebagai medi pengabdian Raja (kultus
Raja)
b.
Bersifat
Sakral, yaitu kesenian sebagai media upacara agama
c.
Bersifat
Konvensional, yaitu kesenian yang bertolak pada suatu pedoman pada sumber hukum
agama (Silfasastra)
d.
Hasil
akulturasi kebudayaan India dengan indonesiA
Karya Seni
Rupa Indonesia Hindu
1.
Seni Bangunan:
è Bangunan
Candi
Candi
berasala dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu Dewa kematian
(Dugra). Karenanya candi selalu dihubungkan dengan mnumen untuk memuliakan Raja
yang meninggal contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati, selain
itu candi pula berfungsi sebagai:
·
Candi Stupa:
didirikan sebagai lambang Budha, contoh candi Borobudur
·
Candi Pintu
Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contohnya
·
candi Bajang
Ratu
·
Candi Balai
Kambang / Tirta: didirikan didekat / ditengah kolam, contoh candi Belahan
·
Candi
Pertapaan: didirikan di lereng – lereng tempat Raja bertapa, contohnya candi
Jalatunda
·
Candi
Vihara: didirikan untuk tempat para pendeta bersemedhi contohnya candi Sari
Struktur
bangunan candi terdiri dari 3 bagian
- Kaki candi
- Tubuh candi.- Atap candi
è Bangunan
pura
Pura adalah
bangunan tempat Dewa atau arwah leluhur yang banyak didirikan di Bali. Pura
merupakan komplek bangunan yang disusun terdiri dari tiga halaman pengaruh dari
candi penataran yaitu:
Halaman
depan terdapat balai pertemuan
Halaman
tengah terdapat balai saji
Halaman
belakang terdapat; meru, padmasana, dan rumah Dewa
Seluruh
bangunan dikelilingi dinding keliling dengan pintu gerbangnya ada yang berpintu
/ bertutup (kori agung) ada yang terbuka ( candi bentar)
Pura agung,
didirikan di komplek istana
Pura gunung,
didirikan di lereng gunung tempat bersemedhi
Pura subak,
didirikan di daerah pesawahan
Pura laut,
didirikan di tepi pantai
è Bangunan
Puri
Puri adalah
bangunan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat keagamaan.
Bangunan – bangunan yang terdapat di komplek puri antara lain: Tempat kepala
keluarga (Semanggen), tempat upacara meratakan gigi (Balain Munden)
D. Seni Rupa Indonesia Islam
Agama Islam
masuk ke Indonesia sekitar abad ke 7 M oleh para pedagang dari India, Persia
dan Cina. Mereka menyebarkan ajaran Islam sekligus memperkenalkan kebudayaannya
masing – masing, maka timbul akulturasi kebudayaan. Seni rupa Islam juga
dikembangkan oleh para empu di istana – istana sebagai media pengabdian kepada
para penguasa (Raja/Sultan) kemudian dalam kaitannya dengan penyebaran agama
Islam, para walipun berperan dalam mengembangkan seni di masyarakat pedesaan,
misalnya da’wah Islam disampaikan dengan media seni wayang
E. Seni Rupa Indonesi Modern
Istilah
“modern” dalam seni rupa Indonesia yaitu betuk dan perwujudan seni yang terjadi
akibat dari pengaruh kaidah seni Barat / Eropa. Dalam perkembangannya sejalan
dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan
F. Aliran – Aliran Seni Lukis
Aliran seni
lukis muncul di eropa pada abd ke 19 yang dipengaruhi oleh pesatya perkembangan
di bidang ilmu dan teknologi. Penemuan teori – teori baru itu kemudian
dijadikan kaidah seni yang berlaku dalam ikatan kelompok pendukungnya, maka
lahirlah suatu aliran atau faham dalam seni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar